Video Kenangan...
1) Hari Pertama Sampai Tioman, Ni La Rumah Keluarga Nurul...
2) Mak Cakap Lepas Makan Kena Basuh Pinggan... Wajib Ok...
3) Jalan-Jalan Cari Kenangan... At Berjaya Tioman Suites...
4) Ni Masa Tengah Tunggu Bas Untuk Balik Rumah...
5) Melayan Leletah Si Kecil Yang Nakal...
6) Jalan-Jalan Sambil Berposing...
7) Bas Yang Di Nanti-Nantikan...
8) On The Way Balik Rumah...
Kenangan Ku.. Bersama Mu..

Selepas Bertunang..

Dengan Adik Abby..

Ni Muka Puteri Yang Nak Marah..

Puteri Menanggis Sebab Tak Nak Kat Sukri...

Tengok... Seriuskan Muka Puteri...
Ni la kenangan Sukri untuk kawan-kawan...
Ok, bubbye...
Tenaga Pengajar...
TERIMA KASIH KEPADA SEMUA TENAGA PENGAJAR
ILP MERSING...
PENGARAH ILP MERSING
TUAN HAJI JAMIL BIN YAHYA
ILP MERSING...
TUAN HAJI JAMIL BIN YAHYA



jutaan terima kasih yang tak terhingga di ucapkan kepada semua tenaga pengajar di ILP Mersing...
tanpa cacian, makian dan umpatan dari anda semua, saya rasa saya tak mungkin menjadi nurul hafizah yang sebenarnya hari ini...
orang yang banyak membantu diri saya benar-benar berubah ketika di ILP Mersing adalah Encik Yusoff...
jasa, pengorbanan dan setiap nasihat dari beliau, saya pegang dan hormat sampai bila-bila...
terima kasih semuanya...
Budak Nakal Nak Berucap...

Saje-Saje Tak Nak Tunjukkan Muka Kat Blog ni...
Konon-Kononnya La...
Oleh Kerana Masa Ni Bulan Raya, Makan Kuih Raya Je La...
Bolehkan...
Apa-Apa Pun, Di Kesempatan Yang Ada Ni...
Nurul Hafizah Nak Ucapkan Selamat Hari Raya...
Kepada Semua Yang Mengenali Diri Ini...
Dan Saya Tahu, Saya Memang Yang Agak Degil Sikit...
Kepada Rakan-Rakan Yang Pernah Sesekali Join Dengan Saya Masa Stay At P-1-8 Di ILP Mersing, Saya Minta Maaf Banyak-Banyak...
Kalau-Kalau Masa Tu, Saya Terkasar Bahasa, Tersilap Kata Dan Tersalah Perbuatan Dengan Kamu Semua...
Maaf Ya...
Dan Tak Lupa Juga Buat Kawan-Kawan Serumah Dengan Saya Semasa OJT 3 Bulan Di UTM Skudai...
Kenangan Makan Maggi Hancur, Tidur Dalam Gelap, Gurau Senda, Dan Bla-Bla Lagi...
Saya Tak Akan Lupakan...
Semua Tu Happy Sangat...
Untuk Yang Kena Kejut Tengah Malam Tu, Minta Maaf La...
Tu Sekadar SURPRISE!!!!..
To All Lecture And Staff Ilp Mersing, SELAMAT HARI RAYA, MAAF ATAS SEGALA SALAH DAN SILAP...
Ok Guys..
Have Fun, Enjoy Your Day...
Hati Seorang Ayah...

Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkedut-kedut dengan badannya yang terbongkok-bongkok, disertai suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: Ayah , mengapa wajah Ayah kian berkedut-kedut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbongkok?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.
Ayahnya menjawab : "Sebab aku laki-laki." Itulah jawapan Ayahnya. Anak wanita itu tergaman : " Aku tidak mengerti."
Dengan kerut-kening kerana jawapan Ayahnya membuatnya termenung rasa
penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.
Kerana penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkedut-kedut dan badannya kian hari kian terbongkok? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"
Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang laki-laki yang benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawapan Sang Bunda.
Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.
Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawapan rasa penasarannya selama ini.
"Saat Ku-ciptakan laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. "
"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. "
"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. "
"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan kerana tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."
"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. "
"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara."
"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyedarkan, bahawa Isteri yang baik adalah Isteri yang setia terhadap Suaminya, Isteri yang baik adalah Isteri yang senantiasa menemani & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka mahupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi."
"Ku-berikan kedutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia & BADANNYA YANG TERBONGKOK agar dapat membuktikan, bahawa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, demi kelangsungan hidup keluarganya. "
"Ku-berikan Kepada laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia & Akhirat."
Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahya. " AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH."
Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, Berbahagialah yang masih memiliki Ayah. Dan lakukanlah yang terbaik untuknya..
Pengorbanan Seorang Ibu..
"Nurse, boleh saya tengok bayi saya?" Ibu muda yang baru bersalin itu bersuara antara dengar dan tidak kepada seorang jururawat. Sambil tersenyum jururawat membawakan bayi yang masih merah itu. Si ibu menyambut dengan senyum meleret. Dibuka selimut yang menutup wajah comel itu, ciumnya berkali-kali sebaik bayi tersebut berada di pangkuannya.
Jururawat kemudian mengalihkan pandangannya ke luar tingkap. Tidak sanggup dia bertentang mata dengan si ibu yang terperanjat melihat bayinya dilahirkan tanpa kedua-dua cuping telinga. Namun gamamnya cuma seketika. Dakapan dan ciuman silih berganti sehingga bayi yang sedang lena itu merengek. Doktor bagaimanapun mengesahkan pendengaran bayi itu normal, sesuatu yang cukup mengembirakan si ibu.
Masa terus berlalu...
Pulang dari sekolah suatu tengahari, anak yang tiada cuping telinga itu yang kini telah memasuki alam persekolahan menangis memberitahu bagaimana dia diejek rakan-rakan. "Mereka kata saya cacat," katanya kepada si ibu. Si ibu menahan sebak. Dipujuknya si anak dengan pelbagai kata semangat. Si anak menerimanya dan dia muncul pelajar cemerlang dengan menyandang pelbagai jawatan di sekolah. Bagaimanapun tanpa cuping telinga, si anak tetap merasa rendah diri walaupun si ibu terus memujuk Ayah kanak-kanak itu bertemu doktor. "Saya yakin dapat melakukannya jika ada penderma," kata pakar bedah. Bermulalah suatu pencarian bagi mencari penderma yang sanggup berkorban.
Setahun berlalu...
"Anakku, kita akan menemui doktor hujung minggu ini. Ibu dan ayah telah mendapatkan seorang penderma, tapi dia mahu dirinya dirahsiakan," kata si ayah. Pembedahan berjalan lancar dan akhirnya si anak muncul sebagai manusia baru, kacak serta bijak. Pelajarannya tambah cemerlang dan rasa rendah diri yang kerap dialaminya hilang.
Rakan-rakan memuji kecantikan parasnya. Si anak cukup seronok, bagaimanapun dia tidak mengabaikan pelajaran. Pada usianya lewat 20-an, si anak menjawat jawatan tinggi dalam bidang diplomatik.
"Sebelum saya berangkat keluar negara, saya ingin tahu siapakah penderma telinga ini, saya ingin membalas jasanya," kata si anak berkali-kali."Tak mungkin," balas si ayah. "Perjanjian antara ayah dengan penderma itu masih berjalan. Tunggulah, masanya akan tiba." "Bila?" tanya si anak.
"Akan tiba masanya anakku," balas si ayah sambil ibunya mengangguk-angguk. Keadaan terus kekal menjadi rahsia bertahun-tahun lamanya.
Hari yang ditunggu tiba akhirnya. Ketika si anak berdiri di sisi keranda ibunya, perlahan-lahan si ayah menyelak rambut ibunya yang kaku.
Gelap seketika pandangan si anak apabila melihat kedua-dua cuping telinga ibunya tiada.
"Ibumu tidak pernah memotong pendek rambutnya," si ayah berbisik ke telinga anaknya. "Tetapi tiada siapa pernah mengatakan ibumu cacat, dia tetap cantik, pada ayah dia satu-satunya wanita paling cantik yang pernah ayah temui. Tak percaya... tanyalah pada sesiapa pun kenalannya."
Ps : Kecantikan seseorang bukan terletak pada fizikal tetapi di hati. Cinta sejati bukan pada apa yang dilakukan dan dihebah-hebahkan tetapi pengorbanan tanpa diketahui.
Selagi ibu kita ada didunia ini, ciumlah dia, cium tangannya, sentiasa minta ampun darinya, berikan senyuman kepadanya, bukannya dengan bermasam muka, kasih ibu tiada tandingannya, ingatlah SYURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU, penyesalan di kemudian hari tidak berguna, selagi hayatnya ada, curahkanlah sepenuh kasih sayang kepadanya, 'love u mom'..
Jururawat kemudian mengalihkan pandangannya ke luar tingkap. Tidak sanggup dia bertentang mata dengan si ibu yang terperanjat melihat bayinya dilahirkan tanpa kedua-dua cuping telinga. Namun gamamnya cuma seketika. Dakapan dan ciuman silih berganti sehingga bayi yang sedang lena itu merengek. Doktor bagaimanapun mengesahkan pendengaran bayi itu normal, sesuatu yang cukup mengembirakan si ibu.
Masa terus berlalu...
Pulang dari sekolah suatu tengahari, anak yang tiada cuping telinga itu yang kini telah memasuki alam persekolahan menangis memberitahu bagaimana dia diejek rakan-rakan. "Mereka kata saya cacat," katanya kepada si ibu. Si ibu menahan sebak. Dipujuknya si anak dengan pelbagai kata semangat. Si anak menerimanya dan dia muncul pelajar cemerlang dengan menyandang pelbagai jawatan di sekolah. Bagaimanapun tanpa cuping telinga, si anak tetap merasa rendah diri walaupun si ibu terus memujuk Ayah kanak-kanak itu bertemu doktor. "Saya yakin dapat melakukannya jika ada penderma," kata pakar bedah. Bermulalah suatu pencarian bagi mencari penderma yang sanggup berkorban.
Setahun berlalu...
"Anakku, kita akan menemui doktor hujung minggu ini. Ibu dan ayah telah mendapatkan seorang penderma, tapi dia mahu dirinya dirahsiakan," kata si ayah. Pembedahan berjalan lancar dan akhirnya si anak muncul sebagai manusia baru, kacak serta bijak. Pelajarannya tambah cemerlang dan rasa rendah diri yang kerap dialaminya hilang.
Rakan-rakan memuji kecantikan parasnya. Si anak cukup seronok, bagaimanapun dia tidak mengabaikan pelajaran. Pada usianya lewat 20-an, si anak menjawat jawatan tinggi dalam bidang diplomatik.
"Sebelum saya berangkat keluar negara, saya ingin tahu siapakah penderma telinga ini, saya ingin membalas jasanya," kata si anak berkali-kali."Tak mungkin," balas si ayah. "Perjanjian antara ayah dengan penderma itu masih berjalan. Tunggulah, masanya akan tiba." "Bila?" tanya si anak.
"Akan tiba masanya anakku," balas si ayah sambil ibunya mengangguk-angguk. Keadaan terus kekal menjadi rahsia bertahun-tahun lamanya.
Hari yang ditunggu tiba akhirnya. Ketika si anak berdiri di sisi keranda ibunya, perlahan-lahan si ayah menyelak rambut ibunya yang kaku.
Gelap seketika pandangan si anak apabila melihat kedua-dua cuping telinga ibunya tiada.
"Ibumu tidak pernah memotong pendek rambutnya," si ayah berbisik ke telinga anaknya. "Tetapi tiada siapa pernah mengatakan ibumu cacat, dia tetap cantik, pada ayah dia satu-satunya wanita paling cantik yang pernah ayah temui. Tak percaya... tanyalah pada sesiapa pun kenalannya."
Ps : Kecantikan seseorang bukan terletak pada fizikal tetapi di hati. Cinta sejati bukan pada apa yang dilakukan dan dihebah-hebahkan tetapi pengorbanan tanpa diketahui.
Selagi ibu kita ada didunia ini, ciumlah dia, cium tangannya, sentiasa minta ampun darinya, berikan senyuman kepadanya, bukannya dengan bermasam muka, kasih ibu tiada tandingannya, ingatlah SYURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU, penyesalan di kemudian hari tidak berguna, selagi hayatnya ada, curahkanlah sepenuh kasih sayang kepadanya, 'love u mom'..
Lirik Lagu Pilihanku...
Kasih Kekasih...
Tak perlu aku ragui, Sucinya cinta yang kau beri, Kita saling kasih mengasihi, Dengan setulus hati, Ayah ibu merestui, Menyarung cincin di jari, Dengan rahmat dari Ilahi, Cinta kita pun bersemi, Sebelum diijabkabulkan, Syariat tetap membataskan, Pelajari ilmu rumahtangga, Agar kita lebih bersedia, Menuju hari yang bahgia, Kau tahu ku merinduimu, Ku tahu kau menyintaiku... Oh kasih, Bersabarlah sayang, Saat indah kan menjelma jua, Kita akan disatukan, Dengan ikatan pernikahan... Oh kasih, Di sana kita bina, Tugu cinta mahligai bahgia, Semoga cinta kita, Di dalam redha Ilahi, Berdoalah selalu, Moga jodoh berpanjangan...
Damai yang hilang...
Tercalar pelangi di hiris gerimis, Senjapun merangkak menutup mentari, Terbias warnanya ke wajah, Lagu kedamaian tiada kedengaran, Bumi yang merekah di sirami darah, Kemelut melanda tiada kesudahan, Kemusnahan bermaharajalela,Yang lemah menjadi mangsa, Anak-anak kecil mengoncangkan ibunya, Yang lemah longlai tak lagi bernyawa, Jeritan suara batinnya, Tak siapa mendengarnya, Tergadaikah maruah oleh janji-janji, Terbayarkah dengan nyawa dan darah, Soalan yang tiada jawapan, Kemanusiaan telah lama hilang, Kini yang tinggal hanya ketakutan, Musnah kasih sayang dan persaudaraan, Tandus akhlak dan keimanan, Menyemai persengketaan...
Suci Sekeping Hati...
Sekeping hati dibawa berlari, Jauh melalui jalanan sepi, Jalan kebenaran indah terbentang, Di depan matamu para pejuang, Tapi jalan kebenaran, Tak akan selamanya sunyi, Ada ujian yang datang melanda, Ada perangkap menunggu mangsa, Akan kuatkah kaki yang melangkah, Bila disapa duri yang menanti, Akan kaburkah mata yang meratap, Pada debu yang pastikan hinggap, Mengharap senang dalam berjuang, Bagai merindu rembulan di tengah siang, Jalannya tak seindah sentuhan mata, Pangkalnya jauh hujungnya belum tiba...
Keluarga Bahagia...
Sedamai taman firdausi, Limpahan kasih sayang sejati, Seharum semerbak kasturi, Mengharumi hidup insani, Indahnya damainya, Keluarga yang bahagia, Itulah idaman, Impian setiap insan, Yang dahagakan belaian, Serta kasih dan sayang, Ketika insan lain berbahagia, Bersama keluarga, Namun kita masih meniti, Titian rapuh perhubungan, Mengapa kita terpisah daripada rahmat-nya, Mungkinkah kita seringkali melupakan-nya, Ayuhlah bina semula, Keluarga diredhai allah, Oh ayah, oh ibu dengarlah rintihan, Dan luahan hatiku yang dahaga kasih, Jiwaku terasa terseksa ketandusan kasihmu, Marilah kita bina bersama-sama, Keluarga bahagia...
Demi Masa...
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian, Melainkan yang beriman dan yang beramal soleh, Demi masa sesungguhnya manusia kerugian, Melainkan yang beriman dan yang beramal soleh, Gunakan kesempatan yang masih diberi, Moga kita takkan menyesal, Masa usia kita jangan disiakan, Kerna ia takkan kembali, Ingat lima perkara sebelum lima perkara, Sihat sebelum sakit, Muda sebelum tua, Kaya sebelum miskin, Lapang sebelum sempit, Hidup sebelum mati, (Ingat lima perkara sebelum lima perkara, Ingat lima perkara sebelum lima perkara), Demi masa sesungguhnya manusia kerugian, Melainkan yang beriman dan yang beramal soleh, Gunakan kesempatan yang masih diberi, Moga kita takkan menyesal, Masa usia kita jangan disiakan, Kerna ia takkan kembali, (Kerna ia takkan kembali), Ingat lima perkara sebelum lima perkara, Sihat sebelum sakit, Muda sebelum tua, Kaya sebelum miskin, Lapang sebelum sempit, Hidup sebelum mati...
Remaja...
Remaja, Ingatlah masa depan mu, Janganlah kau terleka, Di usia remaja, Kenanglah, Jasa ibu dan ayah mu, Susah payah mereka, Membesarkan kita, Gunakanlah masa yang ada, Dengan sebaiknya, Kuatkanlah tekad di hati, Memajukan diri, Tiada kejayaan yang datang, Tanpa usaha yang gigih, Bersusah-susahlah dahulu, Bersenang kemudian, Jadilah warga yang berguna, Pada keluarga, masyarakat jua negara, Waspada, Jangan mudah terpedaya, Oleh hasutan dunia, Yang bisa merosakkan hidupmu...
Brothers...
Pertemuan Kita Di Suatu Hari, Menitiskan Ukhwah Yang Sejati, Bersyukurku Ke Hadrat Ilahi Di Atas Jalinan Yang Suci, Namun Kini Perpisahan Yang Terjadi, Dugaan Yang Menimpa Diri, Bersabarlah Di Atas Suratan, Ku Tetap Pergi Jua, Kan Ku Utuskan Salam Ingatanku, Dalam Doa Kudusku Sepanjang Waktu, Ya Allah Bantulah HambaMu, Mencari Hidayah Daripada Mu, Dalam Mendidikkan Kesabaranku, Ya Allah Tabahkan Hati Hamba Mu, Di Atas Perpisahan Ini, "Teman Betapa Pilunya Hati Menghadapi Perpisahan Ini. Pahit Manis Perjuangan Telah Kita Rasa Bersama. Semoga Allah Meredhai Persahabatan Dan Perpisahan Ini. Teruskan Perjuangan" Kan Ku Utuskan Salam Ingatanku, Dalam Doa Kudusku Sepanjang Waktu, Ya Allah Bantulah HambaMu, Senyuman Yang Tersirat Di Bibirmu, Menjadi Ingatan Setiap Waktu, Tanda Kemesraan Bersimpul Padu, Kenangku Di Dalam Doamu, Semoga Tuhan Berkatimu...
Tak perlu aku ragui, Sucinya cinta yang kau beri, Kita saling kasih mengasihi, Dengan setulus hati, Ayah ibu merestui, Menyarung cincin di jari, Dengan rahmat dari Ilahi, Cinta kita pun bersemi, Sebelum diijabkabulkan, Syariat tetap membataskan, Pelajari ilmu rumahtangga, Agar kita lebih bersedia, Menuju hari yang bahgia, Kau tahu ku merinduimu, Ku tahu kau menyintaiku... Oh kasih, Bersabarlah sayang, Saat indah kan menjelma jua, Kita akan disatukan, Dengan ikatan pernikahan... Oh kasih, Di sana kita bina, Tugu cinta mahligai bahgia, Semoga cinta kita, Di dalam redha Ilahi, Berdoalah selalu, Moga jodoh berpanjangan...
Damai yang hilang...
Tercalar pelangi di hiris gerimis, Senjapun merangkak menutup mentari, Terbias warnanya ke wajah, Lagu kedamaian tiada kedengaran, Bumi yang merekah di sirami darah, Kemelut melanda tiada kesudahan, Kemusnahan bermaharajalela,Yang lemah menjadi mangsa, Anak-anak kecil mengoncangkan ibunya, Yang lemah longlai tak lagi bernyawa, Jeritan suara batinnya, Tak siapa mendengarnya, Tergadaikah maruah oleh janji-janji, Terbayarkah dengan nyawa dan darah, Soalan yang tiada jawapan, Kemanusiaan telah lama hilang, Kini yang tinggal hanya ketakutan, Musnah kasih sayang dan persaudaraan, Tandus akhlak dan keimanan, Menyemai persengketaan...
Suci Sekeping Hati...
Sekeping hati dibawa berlari, Jauh melalui jalanan sepi, Jalan kebenaran indah terbentang, Di depan matamu para pejuang, Tapi jalan kebenaran, Tak akan selamanya sunyi, Ada ujian yang datang melanda, Ada perangkap menunggu mangsa, Akan kuatkah kaki yang melangkah, Bila disapa duri yang menanti, Akan kaburkah mata yang meratap, Pada debu yang pastikan hinggap, Mengharap senang dalam berjuang, Bagai merindu rembulan di tengah siang, Jalannya tak seindah sentuhan mata, Pangkalnya jauh hujungnya belum tiba...
Keluarga Bahagia...
Sedamai taman firdausi, Limpahan kasih sayang sejati, Seharum semerbak kasturi, Mengharumi hidup insani, Indahnya damainya, Keluarga yang bahagia, Itulah idaman, Impian setiap insan, Yang dahagakan belaian, Serta kasih dan sayang, Ketika insan lain berbahagia, Bersama keluarga, Namun kita masih meniti, Titian rapuh perhubungan, Mengapa kita terpisah daripada rahmat-nya, Mungkinkah kita seringkali melupakan-nya, Ayuhlah bina semula, Keluarga diredhai allah, Oh ayah, oh ibu dengarlah rintihan, Dan luahan hatiku yang dahaga kasih, Jiwaku terasa terseksa ketandusan kasihmu, Marilah kita bina bersama-sama, Keluarga bahagia...
Demi Masa...
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian, Melainkan yang beriman dan yang beramal soleh, Demi masa sesungguhnya manusia kerugian, Melainkan yang beriman dan yang beramal soleh, Gunakan kesempatan yang masih diberi, Moga kita takkan menyesal, Masa usia kita jangan disiakan, Kerna ia takkan kembali, Ingat lima perkara sebelum lima perkara, Sihat sebelum sakit, Muda sebelum tua, Kaya sebelum miskin, Lapang sebelum sempit, Hidup sebelum mati, (Ingat lima perkara sebelum lima perkara, Ingat lima perkara sebelum lima perkara), Demi masa sesungguhnya manusia kerugian, Melainkan yang beriman dan yang beramal soleh, Gunakan kesempatan yang masih diberi, Moga kita takkan menyesal, Masa usia kita jangan disiakan, Kerna ia takkan kembali, (Kerna ia takkan kembali), Ingat lima perkara sebelum lima perkara, Sihat sebelum sakit, Muda sebelum tua, Kaya sebelum miskin, Lapang sebelum sempit, Hidup sebelum mati...
Remaja...
Remaja, Ingatlah masa depan mu, Janganlah kau terleka, Di usia remaja, Kenanglah, Jasa ibu dan ayah mu, Susah payah mereka, Membesarkan kita, Gunakanlah masa yang ada, Dengan sebaiknya, Kuatkanlah tekad di hati, Memajukan diri, Tiada kejayaan yang datang, Tanpa usaha yang gigih, Bersusah-susahlah dahulu, Bersenang kemudian, Jadilah warga yang berguna, Pada keluarga, masyarakat jua negara, Waspada, Jangan mudah terpedaya, Oleh hasutan dunia, Yang bisa merosakkan hidupmu...
Brothers...
Pertemuan Kita Di Suatu Hari, Menitiskan Ukhwah Yang Sejati, Bersyukurku Ke Hadrat Ilahi Di Atas Jalinan Yang Suci, Namun Kini Perpisahan Yang Terjadi, Dugaan Yang Menimpa Diri, Bersabarlah Di Atas Suratan, Ku Tetap Pergi Jua, Kan Ku Utuskan Salam Ingatanku, Dalam Doa Kudusku Sepanjang Waktu, Ya Allah Bantulah HambaMu, Mencari Hidayah Daripada Mu, Dalam Mendidikkan Kesabaranku, Ya Allah Tabahkan Hati Hamba Mu, Di Atas Perpisahan Ini, "Teman Betapa Pilunya Hati Menghadapi Perpisahan Ini. Pahit Manis Perjuangan Telah Kita Rasa Bersama. Semoga Allah Meredhai Persahabatan Dan Perpisahan Ini. Teruskan Perjuangan" Kan Ku Utuskan Salam Ingatanku, Dalam Doa Kudusku Sepanjang Waktu, Ya Allah Bantulah HambaMu, Senyuman Yang Tersirat Di Bibirmu, Menjadi Ingatan Setiap Waktu, Tanda Kemesraan Bersimpul Padu, Kenangku Di Dalam Doamu, Semoga Tuhan Berkatimu...
Erti Yang Mendalam...
LAGU NI LA... PERTAMA KALINYA SAYA DENGAR KAT ILP MERSING... RENUNGKANLAH...
Apo erti kemerdekaan
Bagi umat Melayu kito
Tokseh terima perubahan
Anok cucu jadi mangso
Orang lain dok rebut peluang
Tokkan nok tengok sajo
Sedang maso tetap berjalan
Sesaat tok tunggu kito
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Bangso lain hidup bersatu
Kito baloh samo sekampung
Bangso lain sohor maju
Anok melayu masih mundur
Orang kecek cayo selalu
Hangguk kepalo macam Jepun
Stail dulu-dulu
Jadi katok bawah purung
Dilema..
Dilema...
Dilema Melayu kito..
Anok orang naik kapal terbang
Anok kito naik teksi
Anok orang jadi tokey
Anok kita jadi kuli
Anok orang jual beras
Anok kita rajin beli
Tokdok pitih rela berhutang
Barang bini gadai lagi
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Anok orang duk baco buku
Anok kito duduk merop
Anok orang masuk ke u
Anok melayu penuh dalam lokap
Anok orang minum susu
Anok melayu duk togak ubat
Sampai bilo kito nok maju
Kalau tokseh berubah sikap
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Kereto orang kereto mercedez
Kereto kito moreh minor
Kereto orang asap nipih
Kereto kito asap bungo
Kereto orang hidup dengan suis
Kereto kito mampu tolak sokmo
Beli baru takde pitih
Beli gelap pun hutang sokmo
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Rumah orang rumah batu
Rumah kito rumah atap
Rumah orang pagar batu
Rumah melayu pagar kawat
Rumah orang kapet baldu
Rumah kito tikar karat
Maso pekwah nyambut menantu
Patah gelegar cabut tukar
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Anok orang jadi peniaga
Anok kito jadi petani
Anok orang baju cap buaya
Anok kito baju guni
Anok orang bahagia
Anok kito duduk pening
Jadi mangso dadah ganja
Jadi mangso budaya kuning
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Anok orang gi masjid
Anok kito duk tepi jalan
Anok orang duduk meratip
Anok kito duduk gewe
Anok orang perangai baik
Anok kito serupo setan
Duduk cari balo penyakit
Tokseh pikir masa depan
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Apo erti kemerdekaan
Bagi umat melayu kito
Tokseh terimo perubahan
Anok cucu berputih mato
Orang lain duk rebut peluang
Yang kito tengok sajo
Maso tetap berjalan
Sesaat tok tungu kito
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Apo erti kemerdekaan
Bagi umat Melayu kito
Tokseh terima perubahan
Anok cucu jadi mangso
Orang lain dok rebut peluang
Tokkan nok tengok sajo
Sedang maso tetap berjalan
Sesaat tok tunggu kito
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Bangso lain hidup bersatu
Kito baloh samo sekampung
Bangso lain sohor maju
Anok melayu masih mundur
Orang kecek cayo selalu
Hangguk kepalo macam Jepun
Stail dulu-dulu
Jadi katok bawah purung
Dilema..
Dilema...
Dilema Melayu kito..
Anok orang naik kapal terbang
Anok kito naik teksi
Anok orang jadi tokey
Anok kita jadi kuli
Anok orang jual beras
Anok kita rajin beli
Tokdok pitih rela berhutang
Barang bini gadai lagi
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Anok orang duk baco buku
Anok kito duduk merop
Anok orang masuk ke u
Anok melayu penuh dalam lokap
Anok orang minum susu
Anok melayu duk togak ubat
Sampai bilo kito nok maju
Kalau tokseh berubah sikap
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Kereto orang kereto mercedez
Kereto kito moreh minor
Kereto orang asap nipih
Kereto kito asap bungo
Kereto orang hidup dengan suis
Kereto kito mampu tolak sokmo
Beli baru takde pitih
Beli gelap pun hutang sokmo
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Rumah orang rumah batu
Rumah kito rumah atap
Rumah orang pagar batu
Rumah melayu pagar kawat
Rumah orang kapet baldu
Rumah kito tikar karat
Maso pekwah nyambut menantu
Patah gelegar cabut tukar
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Anok orang jadi peniaga
Anok kito jadi petani
Anok orang baju cap buaya
Anok kito baju guni
Anok orang bahagia
Anok kito duduk pening
Jadi mangso dadah ganja
Jadi mangso budaya kuning
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Anok orang gi masjid
Anok kito duk tepi jalan
Anok orang duduk meratip
Anok kito duduk gewe
Anok orang perangai baik
Anok kito serupo setan
Duduk cari balo penyakit
Tokseh pikir masa depan
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Apo erti kemerdekaan
Bagi umat melayu kito
Tokseh terimo perubahan
Anok cucu berputih mato
Orang lain duk rebut peluang
Yang kito tengok sajo
Maso tetap berjalan
Sesaat tok tungu kito
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Dilema..
Dilema..
Dilema Melayu kita..
Antara Ibu Dan Pasanganku... Pilihanku..?
Orang kata aku lahir dari perut Ibu..
Bila dahaga, yang susukan aku.. Ibu
Bila lapar, yang suapkan aku.. Ibu
Bila keseorangan, yang sentiasa di sampingku.. Ibu
Kata ibu, perkataan pertama yang aku sebut.. Ma!
Bila bangun tidur, aku cari.. Ibu
Bila nangis, orang pertama yang datang.. Ibu
Bila nak bermanja, aku dekati.. Ibu
Bila nak bergesel, aku duduk sebelah.. Ibu
Bila sedih, yang boleh memujukku hanya.. Ibu
Bila nakal, yang memarahi aku.. Ibu
Bila merajuk, yang memujukku cuma.. Ibu
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah.. Ibu
Bila takut, yang tenangkan aku.. Ibu
Bila nak peluk, yang aku suka peluk.. Ibu
Aku selalu teringatkan.. Ibu
Bila sedih, aku mesti telefon.. Ibu
Bila seronok, orang pertama aku nak beritahu.. Ibu
Bila bengang, aku suka luah pada.. Ibu
Bila takut, aku selalu panggil.. “ibuuuuuuuuuuuuu!”
Bila sakit, orang paling risau adalah.. Ibu
Bila nak exam, orang paling sibuk juga.. Ibu
Bila buat hal, yang marah aku dulu.. Ibu
Bila ada masalah, yang paling risau.. Ibu
Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ni.. Ibu
Yang selalu masak makanan kegemaranku.. Ibu
Yang selalu simpan dan kemaskan barang-barang aku.. Ibu
Yang selalu berleter kat aku.. Ibu
Yang selalu puji aku.. Ibu
Yang selalu nasihat aku.. Ibu
Bila nak kahwin, Orang pertama aku tunjuk dan rujuk.. Ibu
Tapi... Hari Ini..
Aku ada pasangan hidup sendiri
Bila seronok, aku cari.. Pasanganku
Bila sedih, aku cari.. Ibu
Bila berjaya, aku ceritakan pada.. Pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada.. Ibu
Bila bahagia, aku peluk erat.. Pasanganku
Bila berduka, aku peluk erat.. Ibu
Bila nak bercuti, aku bawa.. Pasanganku
Bila sibuk, aku hantar anak ke rumah.. Ibu
Bila sambut valentine, Aku hadiahi bunga pada.. Pasanganku
Bila sambut hari ibu, aku cuma dapat ucapkan Selamat Hari Ibu
Selalu aku ingat.. Pasanganku
Selalu Ibu ingat kat aku
Bila-bila aku akan telefon.. Pasanganku
Entah bila, aku nak telefon.. Ibu
Selalu aku belikan hadiah untuk.. Pasanganku
Entah bila, aku nak belikan hadiah untuk.. Ibu
Renungkan:
“Kalau kamu sudah habis belajar dan berkerja, bolehkah kamu kirim wang untuk Ibu? Ibu bukan nak banyak, lima puluh ringgit sebulan pun cukuplah”. Berderai air mata aku. Hari ini kalau Ibu mahu lima ratus sebulan pun aku mampu. Aku boleh kirimkan. Tapi Ibu sudah tiada. Aku tidak berkesempatan lagi, bukan lima puluh ringgit, lima puluh sen pun tidak sempat aku kirimkan! Hanya yang termampu Al-Fatihah, Al-Fatihah, Al-Fatihah..
Al-Fatihah juga kepada saudara-saudaraku yang telah kehilangan Ibu tercinta. Kasihnya ibu membawa ke syurga.
Aku Takkan Mengganggu Mu...
Terpelihara daripada melakukan dosa
Aku bukan syaitan
Yang bertopengkan manusia
Aku hanya insan seperti mu jua
Hanya menjalani hidup yang Allah tetapkan
Jatuh bangun hidup ku
Suka duka mengisi waktu ku
Aku memang sedar siapalah diri ini
Cuma ku amat kesali
Banyak benar tafsiran
Terhadap gerak geriku
Setiap coretan ku
Yang terkadang menguris hati ku
Merobek ketenangan ku
Memadamkan senyuman tawaku
Yang luhur ikhlas
Cuma ingin merapatkan
Satu persahabatan
Banyak benar sandiwara
Berlegar di ruang antara kita
Jika aku tidak menghubungi mu
Bukan bermaksud aku tewas
Dalam berpegang tali persahabatan
Tetapi aku mencari erti sebenarnya
Maksud yang begitu misteri sekali
Dalam persahabatan kita ini
Sehingga kini tak tercapai akal ku
Aku takkan mengganggu mu lagi
Biarlah kau dengan dunia mu
Aku dengan dunia ku sendiri
Biar masa dan takdir Allah
Menemukan kita sekali lagi
Di pentas kehidupan berwarna-warni
Meraikan kemenangan persahatan kita
InsyaAllah
Aku bukan syaitan
Yang bertopengkan manusia
Aku hanya insan seperti mu jua
Hanya menjalani hidup yang Allah tetapkan
Jatuh bangun hidup ku
Suka duka mengisi waktu ku
Aku memang sedar siapalah diri ini
Cuma ku amat kesali
Banyak benar tafsiran
Terhadap gerak geriku
Setiap coretan ku
Yang terkadang menguris hati ku
Merobek ketenangan ku
Memadamkan senyuman tawaku
Yang luhur ikhlas
Cuma ingin merapatkan
Satu persahabatan
Banyak benar sandiwara
Berlegar di ruang antara kita
Jika aku tidak menghubungi mu
Bukan bermaksud aku tewas
Dalam berpegang tali persahabatan
Tetapi aku mencari erti sebenarnya
Maksud yang begitu misteri sekali
Dalam persahabatan kita ini
Sehingga kini tak tercapai akal ku
Aku takkan mengganggu mu lagi
Biarlah kau dengan dunia mu
Aku dengan dunia ku sendiri
Biar masa dan takdir Allah
Menemukan kita sekali lagi
Di pentas kehidupan berwarna-warni
Meraikan kemenangan persahatan kita
InsyaAllah
Subscribe to:
Posts (Atom)